rozib.com – Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) pada Kamis menyumpah gempuran Israel pada Suriah dan mendesak warga internasional untuk ambil “perlakuan tegas dan selekasnya” buat hentikan “pelanggaran terus-terang” itu.
Dilansir dari situs slot gacor mgo777, kanal 14 Israel memberikan laporan jika pasukan darat Israel sudah melewati zone penyangga di Suriah selatan, merusak depot senjata dengan memakai gempuran udara.
Pada sebuah pengakuan, Sekretaris Jenderal GCC Jasem Albudaiwi mencela gempuran udara militer Israel pada Selasa malam, yang menarget lokasi militer, kendaraan, dan depot amunisi Suriah.
Albudaiwi menyumpah keras gempuran itu, mengatakan sebagai “pelanggaran menonjol pada kesepakatan dan hukum internasional yang memberikan ancaman keamanan dan kestabilan regional.”
Ia memperjelas jika invasi Israel yang berjalan menghancurkan usaha perdamaian dan memacu ketakstabilan.
Dia mendesak interferensi global yang tegas untuk hentikan pelanggaran ini, yang memberikan ancaman keamanan internasional dan regional.
Pengakuan GCC mengarah pada Tatap muka Menteri Luar Biasa ke-46, yang menyumpah gempuran Israel yang terus-terusan pada Suriah, termasuk menempati zone penyangga yang disebut pelanggaran secara langsung pada kedaulatan Suriah dan Kesepakatan Pelepasan 1974.
Albudaiwi memperjelas lagi sikap GCC pada penarikan penuh Israel dari semua daerah Suriah yang ditempatinya dan kepatuhan pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang berkaitan.
Pertama Menteri Israel Benjamin Netanyahu belakangan ini umumkan jika pasukan Israel tetap ada di zone penyangga “untuk masa datang” dan mengganti Suriah selatan menjadi “zone demiliterisasi.”
Sesudah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember, Israel meluaskan wargaannya di Daratan Tinggi Golan Suriah dengan mengambil zone penyangga demiliterisasi, sebuah perlakuan yang menyalahi kesepakatan pelepasan 1974 dengan Suriah.
Israel memaksimalkan gempuran udara yang menarget posisi militer Suriah di semua negeri.
Perlakuan militer Israel belakangan ini di Daratan Tinggi Golan, yang sudah ditempatinya semenjak 1967, sudah memetik hujatan dari PBB dan sejumlah negara Arab.