5 Realita di Dusun yang Tidak Kalah ‘Gelap’ dari Kehidupan di Kota. Saat ini Sama Saja
Cerita jika hidup di wilayah perdesaan itu semakin nyaman, tenang, dan berbahagia bila dibanding kehidupan di beberapa kota besar ternyata terus dipercayai oleh beberapa orang sampai sekarang ini. Tanpa kita ketahui, di zaman transparansi arus info yang sudah makin bertambah besar sekarang ini, cerita itu kadangkala tidak demikian berkaitan. Hidup di perdesaan juga saat ini tidak kalah keras dibanding kehidupan perkotaan.
Bahkan juga, pada beberapa situasi dan kondisi tertentu juga kehidupan di perdesaan justru kadangkala rasanya lebih keras dibanding di lingkungan perkotaan. Ada selalu saja segi gelap dari kehidupan dusun yang sekarang ini umum kita temui di mana saja ada. Seperti misalkan beberapa masalah berikut ini.
1. Nyaris di tiap jalanan perdesaan dapat secara mudah kita dapatkan beberapa anak di bawah usia yang memakai sepeda motor
Sebetulnya peristiwa yang ini bukan hal yang belakangan ini terjadi, tetapi sudah ada sudah sejak lama. Jika dahulu, umumnya panorama beberapa anak di bawah usia yang memakai sepeda motor ini lebih banyak diketemukan di teritori perkotaan. Saat ini hal itu dapat secara mudah diketemukan di perkampungan, bahkan juga yang lokasinya ada di penjuru.
2. Itu belum apapun sampai kamu bertemu bocil-bocil yang ngumpul di semak-semak atau perempatan jalan sekalian nyantai mengisap rokok bersama-sama
Pertemanan bebas jaman saat ini juga tidak cuma terjadi di beberapa kota besar atau metropolitan, tetapi telah memasuki sampai di perdesaan. Walau efeknya yang terjadi dapat disebut tidak sekuat di perkotaan, masalah ini tetap menambahkan daftar panjang segi gelap kehidupan di dusun. Antiknya, kadangkala ada pula budaya-budaya unik di mana beberapa orangtua meluluskan beberapa anak yang di bawah usia untuk merokok bersama orang dewasa.
3. Budaya pernikahan umur dini masih tetap sangat banyak terjadi. Haduh!
Dapat disebut bila persoalan ini menjadi satu diantara segi tergelap dari kehidupan warga perdesaan. Daya literatur yang lebih rendah, lulus dari Sekolah Menangah Pertama juga tidak sedikit langsung memilih untuk jalani pernikahan awal. Entahlah itu atas tekad sendiri atau dorongan dari faksi lain, peristiwa seperti ini lebih banyak terjadi sich.
4. Ucapnya tetangga di perkotaan itu garang sekali, tidak pernah saja kamu saksikan bagaimana orang dusun jika sudah berantem keduanya. Itu beberapa barang yang tidak terlihat saja dapat mendadak masuk ke badan
Banyak yang memandang bila beberapa orang di sekitar lingkungan di teritori perkotaan itu sikapnya terkadang garang dan jahil sekali dibanding warga perdesaan. Tetapi, kemungkinan saja beberapa orang yang memercayai hal itu belum menyaksikan realita yang terjadi di wilayah perdesaan. Permasalahannya, wilayah perdesaan itu kerap kali simpan budaya mistik yang kental.
Nach, ini yang membuat horor jika kita terturut konflik dengan tetangga. Hanya kasus salah sebut saja bisa jadi ada paku dalam kerongkongan kita. Ribet, kan?!
5. Tidak perlu sampai yang berantem dech, bahkan juga yang nyinyir-nyinyiran juga sudah takut banget~
Jika memikirkan budaya mistik sudah dipandang terlampau jauh, kamu mungkin saja tidak pernah rasakan bagaimana pertikaian antartetangga di perdesaan. Apa pun itu masalahannya, nyinyirnya tidak ada akhir. Bahkan juga, persoalan yang aslinya remeh jika di perdesaan bisa juga menjadi bahan pertikaian yang akan tahan lama sich.
Pokoknya, ingin hidup di kota dan di dusun itu ada segi baik dan jeleknya masing-masing. Apa lagi di jaman yang sudah berlainan seperti sekarang ini, kita tidak dapat terus-terusan yakin cerita jika hidup di dusun dapat membuat kehidupan lebih tenteram dan nyaman. Faktanya sudah banyak~